Pages

Tuesday, August 27, 2013

Cita-cita (Bagian II)

Waktu kecil, cita-citaku adalah menjadi bunga matahari.

Awalnya, aku terpikat bentuk dan warnanya. Kemudian, aku mengagumi nama yang disematkan padanya. Dulu, kukira bunga matahari adalah sang surya yang menjelma menjadi flora, dan bisa membawa terang ke mana saja. Pernah kupetik satu dari kebun tetangga dan kubawa pulang, untuk menyinari kamarku di waktu malam.

Ternyata, bunganya malah layu. Dan aku dimarahi ibu.

Beliau juga bilang, aku tidak akan menjelma menjadi tetumbuhan ketika dewasa.

“Bunga matahari mengakar di tanah, sedangkan takdir anak manusia adalah menjejak dan menjelajah.”

Baru sekarang, aku bersyukur karena punya sepasang kaki, yang bisa bergerak sejauh mungkin mengikuti matahari.

No comments:

Post a Comment