Pages

Tuesday, January 22, 2013

Hari 16: Amara(h)

Jalanan ibukota dipenuhi air pekan lalu, namun kepalaku sepi stok cerita untukmu. Aku janji akan melunasi utang ini sebelum bulan baru.

Ada yang agak ganjil dari Amara, rekan terdekatmu di tempat kerja, hari ini. Gadis yang biasanya periang itu wajahnya kusut sedari pagi.

Amara sedang marah hari ini. Pacarnya seolah memutuskan membuat praduga bahwa ia sedang mengalami sindrom pramenstruasi, dan memilih untuk tidak menghubungi. Tapi, sebenarnya bukan perubahan hormon yang membuat Amara geram setengah mati.

Sejak dini hari, Amara sudah bersusah hati. Pukul satu pagi tadi, ia menemukan sepotong kefanatikan dalam bentuk status jejaring sosial yang bicara panjang lebar tentang moralitas pribadi. Tak cukup dengan cacat logika yang dikemukakan di dalamnya, status itu disukai setidaknya sembilan ratus orang, dan menuai lebih dari seratus komentar bernada menyetujui. Ia tak habis pikir, mengapa ada begitu banyak orang yang begitu malas menggunakan nalar mereka sendiri.

Pikiran Amara kadang memang berbuntut panjang, seperti truk gandengan atau gerbong kereta api. Semakin lama dibiarkan berjalan, semakin jauh ia melaju pergi. Kata-kata dalam status itu tertinggal di kepala Amara, melekat dan membayang-bayangi. 

Mengapa orientasi seksual dan status pernikahan seseorang menjadi penakar yang dibenarkan untuk menilai baik-buruk moral seseorang dalam status itu, Amara tak mengerti. Ia juga tak paham alur logika yang memadankan banjir dengan perayaan tahun baru, atau mengapa sebagian orang memilih berlindung di balik ke-Mahabenar-an Tuhan mereka sendiri. Ia heran mengapa sebagian orang begitu fasih menghakimi, menganggap bahwa merekalah yang paling benar di muka bumi.

Ia merasa bagaikan penyihir di abad pertengahan, yang dimusuhi dan ditinggalkan sendiri.

Saku blazer Amara bergetar pelan, pertanda datangnya sebuah pesan.

"Sayang, ayo pulang. Mau sampai kapan kamu di kantor?"

Amara melirik jam dinding di ruang kerjanya. 

Senin sudah jadi Selasa.

No comments:

Post a Comment