“Bu, Lebaran sebentar
lagi. Aku ingin baju baru,”
“Sabar ya, sekarang
uangnya belum ada. Lebih baik Putri bantu ibu mencuci saja.”
Ada untungnya juga
para asisten rumah tangga sudah mudik. Para penghuni perumahan elit di seberang
gang jadi memasrahkan pakaian kotor mereka padaku. Bayarannya lumayan, meski
tak cukup untuk belanja pakaian.
“Bu, lihat!”
Tiba-tiba, Putri
kecilku sudah berpakaian bagai putri sungguhan. Dalam balutan gaun mewah warna
merah muda, ia tampak sungguh menawan, meskipun ada noda berceceran di dada. Pasti
bekas makanan mahal. Sekejap aku malu akan ketidakmampuanku.
“Copot baju itu,
sayang,” pintaku seketika. “Jangan mengakui sesuatu yang sebenarnya bukan
milikmu.”
No comments:
Post a Comment