Pages

Thursday, August 22, 2013

Sembunyi dalam Gelap

Langit sudah berwarna pekat saat aku tiba. Kulihat ia duduk sendirian di meja di pojok dekat jendela, sudut favorit kami sejak dulu. Saat kami akhirnya saling menatap, kudapati wajahnya begitu letih, namun senyumnya terkembang cerah.

“Maaf sekali, aku terlambat sampai berjam-jam begini,” ucapku memelas. “Pekerjaan kadang tidak hanya menyita waktu, tapi juga hidupku.”

“Nggak apa-apa,” jawabnya hangat. “Aku sudah senang karena akhirnya bisa ketemu lagi.”

“Ini sudah larut. Istrimu nanti tidak khawatir?” Ia menggeleng. “Kami pisah ranjang sejak tiga bulan lalu. Anakmu bagaimana?”

“Dia sudah tidur. Pengasuhnya barusan meneleponku.”

Kami sudah aman sekarang. Malam ini, kami bisa menjadi sejoli kembali.

No comments:

Post a Comment