“Kesulitan bisa datang dari segala penjuru. Kalau sudah begitu, kamu
hanya bisa berserah pada Yang Di Atas,” begitu nasihat ayahku suatu waktu.
Maka, kapanpun aku bersusah hati karena serangan kanan-kiri, aku pergi
ke atap. Dari puncak tertinggi di rumahku, yang di atas terlihat sedikit lebih dekat.
Saat langit terik di siang hari, aku senang melamun ditemani matahari,
dan segelas es jeruk. Bagiku, kemewahan itu layak kudapatkan setelah mencuci
dan menjemur pakaian.
Kala malam, waktunya aku menikmati bintang-bintang, yang tampak seperti
taburan garam di atas karton manila hitam.
Di atap, lewat terangnya benda-benda langit, aku mereka-reka petunjuk
dari Yang Di Atas.
No comments:
Post a Comment