“Kawin sama bule itu, bagian namain anak doang yang seru. Sisanya
sama aja, laki-laki manapun bisa jadi pelit, menyebalkan, atau punya selingkuhan.
Lo punya kesempatan yang sama buat makan hati sampai kenyang.”
Berkaca pada pengalaman Diana, seharusnya, aku percaya apa yang
dikatakannya. Namun saat itu aku sedang mabuk kepayang, dan kupikir Bill adalah
pria yang sempurna. Ternyata, ia sama seperti tagihan di akhir makan malam di
restoran: untuk setiap kenikmatan yang kucicipi, ada harga yang harus kubayar.
Aku memang agak tak rela menghabiskan dana yang tak sebanding dengan
kelezatan sajian, tapi apa mau dikata?
No comments:
Post a Comment